12/30/2011

Surat yang Tertunda: I love you, sugar :)

Surabaya, 31 Desember 2011

Hai sayang,

Maaf dua hari ini aku tidak meletakkan sepucuk surat pun di apartemenmu. Pekerjaan membuatku benar-benar stres selama dua hari. Merasa bersalah itu yang ku rasa. Tak bisa memberimu seulas senyum atau tak bisa mengucapkan selamat malam. Aku tempelkan surat ini di kulkas menggunakan hiasan kulkas berbentuk kereta kuda yang kau beli di Jogja liburan tahun lalu. Aku tahu kebiasaanmu setelah pulang kantor, kau akan menuju kulkas mengambil air dingin, meneguknya tanpa sabar, lalu kau akan membuat secangkir cappucino panas.

Aku rindu sekali padamu. Rindu ini semakin memojokkanku di ruang hatimu. Rindu yang semakin menyakitkan ketika malam menjelang. Bayang wajahmu yang menari-nari di ujung lensa mataku. Kau seperti ilalang di ladang rumput yang menari dengan indah berhembus angin. Sepertinya aku tidak akan mengandaikan kau lagi, karena semakin aku menyelami hatimu, aku semakin tak tahu kau seperti apa dan bagaikan apa. Bagiku kau hanyalah kau yang ku letakkan di kotak cinta dalam hatiku. Maaf, apakah aku terlalu ABG menuliskan hal seperti itu? Aku ingat saat kita pergi nonton bioskop dan semua orang yang ada disana adalah pasangan ABG yang sedang direngguk asmara. Dan yang paling aku ingat adalah perkataanmu saat itu.
Kau menggandeng tanganku mesra.

"Oh my God, dear!! Apakah kita terlalu tua untuk bergabung dengan mereka? Harusnya tadi aku memakai rok berenda warna pink."

Tawaku seketika pecah dan refleks aku mencubit hidungmu.
Itulah uniknya dirimu. Kau selalu membuatku tertawa lepas karena tingkah lakumu yang lucu. Namun aku sedikit sedih, karena aku tak bisa menemanimu melewatkan pergantian tahun. Dan ini untuk pertamakalinya, aku berada di belakang meja kantor saat semua orang sedang meniup terompet. Belum saatnya aku mengucapkan "SELAMAT TAHUN BARU". 

Sayang, aku tak tahu dimana letak hatimu, aku tidak bisa mencarinya, namun, biarkan hatiku sendiri yang mencarinya.

I Love You, sugar :)

12/27/2011

Surat Kedua: Good night, Sugar :)

Surabaya, 27 Desember 2011

Selamat malam sayang,

Bagaimana harimu? Ah aku yakin pasti melelahkan seperti biasanya. Iya, seperti yang biasa kau ceritakan padaku saat kita sedang duduk berdua menyantap makan siang. Walaupun itu hari melelahkan bagimu, namun, kau selalu menceritakannya dengan mata yang berbinar dan tanganmu yang bergerak sana sini seperti seorang dirigen yang sedang memimpin sebuah orkestra. Aku menyukai saat-saat seperti itu.
Lebih-lebih ketika kau mengomel karena pekerjaanmu yang menumpuk di kantor atau bosmu yang sering menyuruhmu lembur, aku menyukai itu. Bibirmu yang kau tekuk, tangan yang kau lipat didada, lalu cara bicaramu yang meledak-ledak. Aku bingung kenapa saat sedang marah-marah pun kau tetap mempesona bagiku?

Aku ingat waktu itu aku menjemputmu di kantor saat kau sedang lembur hingga larut malam. Penampilanmu benar-benar menyedihkan. Blazer khaki kau sampirkan begitu saja dibahumu, lengan kemeja putih sudah tergulung sebatas siku, make upmu memudar, rambutmu sedikit acak-acakan, dan wajahmu cemberut. Aku sedikit terkejut dan melongo ketika kau berjalan keluar dari kantormu dengan keadaan seperti itu. Belum sampai masuk ke dalam mobil, omelanmu sudah meracau malam itu.

"Aku benci boskuuuuuuuuu!!!" 
"Hei hei sssttt sudah malam..ayo masuk dulu"

Kau berjalan masuk ke dalam mobil dan omelanmu kembali berlanjut sampai tiba di apartemenmu.
Untuk malam yang menyebalkan itu, aku hanya memberimu pelukan selamat tidur dan kecupan mesra dikeningmu. Di kegelapan malam, lamat-lamat aku melihat senyummu mengembang. Tenang yang aku rasakan.

Sayang malam ini aku ingin kau tidur dengan nyenyak dalam pelukan malam dan rembulan yang menyelimutimu.

Good night, Sugar :)

12/25/2011

Surat Pertama: Good Morning, sugar :)

Surabaya, 26 Desember 2011

Untukmu yang tercinta,

Satu minggu menjelang tahun baru, aku ingin menuliskan 7 surat cinta untukmu. Sekalipun aku tidak bisa menemanimu menjelang menghabiskan malam tahun baru, paling tidak kau mampu menyunggingkan senyum manismu saat tepat pergantian tahun. Ini adalah surat yang pertama di pagi harimu, aku letakkan di nakas samping ranjangmu. Amplop berwarna kuning cerah dengan motif bunga edelweis, bunga kesukaanmu. Aku juga sudah siapkan secangkir cappucino panas. 

Lalui hari ini dengan langkah ringanmu, beri senyuman khasmu untuk semua hal yang menyebalkan.

Sudah ketiga kalinya pergantian tahun, aku masih tetap bersamamu, ralat, kita masih tetap bersama.
Itu artinya pula, sudah 3 tahun kita menjalin hubungan ini. Hubungan yang selalu kau perindah dengan wajahmu yang tak henti-hentinya mengganggu setiap tidurku. Rinduku yang tak pernah bisa berhenti, terkadang sepanjang malam aku memandang fotomu yang tertawa lepas dengan background Pantai Kuta. 
Tiga tahun yang terasa cepat sekali (entah mengapa bersamamu waktu berjalan sangan cepat).

Kekasihku, tak ada yang lebih indah selain menggengam erat tanganmu dan melangkah bersama mencari tautan hidup yang kekal.

Good morning, sugar :)

Akhir Tahun Bersamamu

Dear you,

Hai...
Maaf aku bingung harus menuliskan apa untuk salam pembuka. Mungkin jika sedang benar-benar gugup, aku akan menuliskan salam pembuka seperti Kepala Sekolah kita saat sedang berpidato setiap upacara Hari Senin. 
Aku harus memulai dengan apa? Bertanya apa? Menuliskan apa?
Apa harus bertanya "Apa kabarmu disana?" seperti surat anak SD untuk tugas Bahasa Indonesianya.

Maksud surat ini sebenarnya sederhana dan singkat, namun, penaku yang membuatnya menjadi lebih rumit. Mungkin, aku juga yang ingin berlama-lama menuliskan apapun tentangmu.

Aku selalu memperhatikanmu, mengikuti jejakmu saat mengitari taman sekolah, aku selalu duduk diseberang mejamu saat kau sedang menyantap makan siang di kantin. Dan yang paling menyenangkan adalah aku senang memperhatikanmu saat kau sedang sibuk membaca buku-buku tebal yang aku tak tahu judulnya apa. Matamu yang bulat  bergerak ke kanan dan kiri, jarimu yang lentik terkadang mengetuk-ngetuk meja saat kau sedang berpikir, atau dahimu yang tiba-tiba mengkerut lalu ekspresi wajahmu terlihat terkejut.
Mungkin ada sesuatu didalam buku itu yang baru kau tahu atau kau tak pernah mengira sebelumnya.

Setiap pulang sekolah kau selalu tergesa-gesa menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku yang sudah lama kau pinjam, lalu petugas perpustakaan sedikit mengomelimu dan kau hanya memberikan senyum kecut. 
Aku tahu makanan yang selalu kau pesan di kantin saat jam istirahat, siomay tanpa kecap dengan sambal 2 sendok. Aku pernah mencobanya, namun perutku tidak terlalu kuat untuk itu, lagipula apa enaknya siomay tanpa kecap?
Semua tentangmu aku tahu, termasuk kau selalu mengunyah permen karet saat upacara sedang berlangsung.

Aku bukan tokoh komik Jepang, Conan, yang mencari fakta.     
Aku dekat denganmu, namun, kau tak pernah memperhatikanku.

Sekarang aku memberanikan diri--keberanian yang sudah ku kumpulkan sejak berbulan-bulan lalu- untuk mengatakan semuanya dan satu hal penting lainnya.
Aku hanya ingin mengajakmu menghabiskan akhir tahun, bukan sebuah pesta mewah ditepi pantai, mungkin hanya ada kau, aku, dan api unggun, mungkin beberapa bungkus kembang api. 

Jika kau berkenan, temui aku diperpustakaan, lorong tempat biasa kau membaca.

                                        

12/13/2011

Cinta Ini yang Ku Benci

Untukmu yang tidak aku harapkan,

Mungkin kau bingung ketika membaca surat ini, karena salam pembuka begitu jahat.
Kau akan semakin mengerutkan keningmu saat membaca isinya.
Aku ingin kau tahu betapa aku membencimu dan sangat tidak mengharapkan kehadiranmu. 

Aku tidak suka cara hatiku memberi perasaan kepadamu. Perasaan yang membuatku resah sepanjang malam karena aku hanya bisa merasakan hatiku saja, tidak dengan hatimu. 
Tak terhitung berapa malam yang ku gunakan hanya untuk memikirkanmu, sedangkan kamu terlelap dibuai mimpi oleh peri malam. Semua itu semakin menyiksaku pada malam berikutnya, berikutnya, dan seterusnya.

Aku tidak suka cara mataku memandang wajahmu. Mata yang teduh, bibir yang sempurna, pipimu yang selalu merona, dan senyummu yang selalu terlukis indah. Aku akan salah tingkah dan tertunduk malu jika mata kita tidak sengaja saling memandang, hanya senyum kaku yang kau berikan. Mungkin itu tak lebih untuk menghargaiku. 

Aku tidak suka caramu yang membuatku jatuh cinta. Semua yang ada pada dirimu membuatku semakin membencimu, karena aku semakin mencintaimu. Aku tak lebih dari pria pengecut yang bersembunyi di balik batu besar dan berharap orang-orang tidak menemukanku. 

AKU MEMBENCIMU YANG TELAH MEMBUATKU JATUH CINTA...

12/10/2011

Surat Terakhir di Bulan Desember



Sebelum Desember ini berakhir, aku ingin kau mengenalku lebih dalam dan lebih jauh lagi.
Aku ingin kau menemaniku sebelum aku jauh.
Bertahun-bertahun mengenalmu, sepertinya baru kemarin kau mengirimiku surat kaleng untuk mengajakku berkenalan.
Momen terakhir bersamamu akan aku ingat, sekalipun aku berada jauh darimu.

Aku masih ingat percakapan kita berdua untuk yang terakhir kalinya..

"Aku akan pergi jauh..."
"Pergi kemana?" kau bertanya tanpa beban.
"Jauh sekali dan mungkin bertahun-tahun kemudian aku akan kembali."
"Apa kau akan melupakanku?"
"Tidak, aku tidak akan melupakanmu sejauh apapun aku pergi."
"Berjanjilah kau akan selalu memberiku kabar dan tidak menghilang bagaikan angin."
"Aku berjanji...."


Dan saat itu pula aku tenggelam dalam pelukmu beserta air mataku yang mengalir deras.

Surat ini mungkin menjadi surat terakhir di bulan Desember setelah burung besi itu membawaku jauh dari sini.