9/18/2015

Setiap Perpisahan Punya Cerita Sendiri

There is no good in good bye. Setiap perpisahan punya cerita sendiri. Setiap perpisahan punya luka sendiri. Ketika kamu memutuskan berpisah dariku, aku tahu luka yang kamu tinggalkan tidak akan mengering dengan cepat. Detik saat kamu bilang, "Aku bosan. Kita putus aja ya". Dengan kesadaran penuh aku mengiyakan karena memang aku sadar beberapa minggu belakangan ini kita seperti kehilangan arah. Kamu nanya, aku jawab, kamu diem aku juga diem, kamu tiba-tiba ngajak pulang ditengah-tengah film yang lagi seru-serunya, aku nurut aja walaupun kesel setengah mati. Tidak pernah ada ucapan selamat malam dengan cium kening yang selalu ku tunggu-tunggu ketika kamu mengantarku pulang. 

Semuanya terjadi begitu cepat dan aku sudah berusaha mengembalikan apa yang mulai hilang. Aku yakin bisa menemukan celah di hati kamu walaupun sedikit untuk mengisi ulang perasaan yang perlahan mati. Setiap malam aku tidak pernah absen meneleponmu hanya untuk sekedar berbagi cerita kegiatanku hari itu. Tiga hari berturut-turut aku datang ke rumahmu dengan sebungkus bubur ayam favorit kita berdua, tiga hari berturut-turut pula kamu menolak dan membiarkan bubur ayam itu dingin. 

"Seledrinya terlalu banyak aku ga suka," kamu menolak.
"Ya udah aku pinggirin seledrinya biar kamu bisa makan," aku mencoba membujukmu.
"Ga usah aku sarapan di kampus aja. Kamu bawa mobil kan ke sini? Aku berangkat sendiri ya." Kamu bergegas mengambil tas dan keluar menuju garasi. Aku masih terpaku di dapur. Bukan seledrinya yang terlalu banyak, perasaanku yang terlalu memaksa. Hari itu aku gagal begitu pula hari-hari berikutnya.

Aku mulai lelah berusaha karena tembok yang kamu buat semakin tinggi. Akhirnya aku menyerah membiarkan perasaanmu mencari jalannya sendiri. Setidaknya aku pernah berjuang tak kenal lelah untuk kamu, untuk kita. Di satu titik aku sadar jika kita memaksa untuk tetap bertahan, kita berdua akan sama-sama tersakiti. Sepenuh hati aku relakan kamu pergi mencari bahagia yang kamu hendaki.

"Dulu kita pernah sedekat nadi, namun sekarang kita sejauh matahari dan bumi"


2/27/2015

Kamar Mandi: Aku Bisa Bersembunyi

Orang bilang jangan terlalu menunjukkan perasaan di depan orang yang kau sukai. Aku merahasiakannya sampai tak satu pun orang tahu apa yang aku rasakan. Rahasia selalu butuh tempat agar tetap menjadi rahasia. Kamu tahu jika aku menyukai kamar mandi untuk merahasiakan semuanya? Ketika aku menangis di bawah shower dan orang-orang mengira aku sedang mandi. Ketika aku duduk menangis di atas closet, menekan flush-nya setiap dua menit, dan orang-orang mengira aku sedang buang air kecil. Sangat rahasia, bukan? Kamu hanya perlu mengunci pintunya saja lalu, voila! rahasiamu tersimpan.

Mengaku saja jika kamu pernah pergi ke kamar mandi untuk menerima sebuah telepon yang kamu bilang pada kekasihmu itu hanya telepon dari seorang teman, padahal bukan.

Aku suka kamar mandi dengan semua rahasianya. Seperti sekarang, aku sedang duduk di atas closet dan mengetik tulisan ini di telepon selulerku. Ini rahasia.

2/12/2015

Rindu dengan Diam

Malam ini tepat saat aku sedang mengetik, dia ada di hadapanku sedang asyik dengan dunia lain dalam anime komik. Di luar sana masih gerimis kecil, aku lebih memilih menghangatkan diri dengan secangkir Red Velvet  panas dan seperti biasa dia tak pernah lepas dari kafein. Tidak banyak yang kita ceritakan malam ini. Disela-sela dia tenggelam dengan komiknya aku bertanya ngalor ngidul ga jelas. Kadang aku hanya memandangnya dalam diam, lalu merekam dengan jeli semua ekspresinya. Sebenarnya aku pun membawa novel tapi objek di depanku ini lebih menarik untuk ku tuliskan. Kami ingin membuat kencan malam ini berbeda. Aku lebih suka menyebutnya bookdate, walaupun aku tidak sibuk dengan novelku. 

Aku menyadari satu hal malam ini. Banyak cara untuk menyampaikan rindu dan setiap cara memiliki reaksi yang berbeda pula. Aku salah satunya yang tidak tahu cara menyampaikan rindu dengan benar. Seperti yang sedang aku lakukan sekarang hanya mencuri pandang ke arahnya dan berdoa dalam hati supaya tidak kepergok. Malu rasanya.

Dalam diam seseorang selalu ada rindu yang terpendam. Ketika kamu sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dengan seseorang, kamu akan tahu bagaimana rasanya menyesapi rindu ini hanya dengan diam. Mungkin lebih romantis lagi kamu memeluknya erat tanpa satu kata terucap. Terasa lebih bermakna, karena kamu tahu rindu ini sudah menyiksa dan hanya kamu dan dia yang mengerti bagaimana mengungkapkannya.

Selamat menikmati rindu.